Kandidat Sarjana Mengabdi (KSM) Tematik Universitas Islam Malang resmi diterima oleh Kepala Desa Sukoanyar, Pak Usman pada Sabtu malam (17/02). Dalam opening ceremony tersebut, Unisma menyerahkan sebanyak 43 Mahasiswa yang dibagi menjadi 4 kelompok. Kampus NU terbaik itu tengah mengadakan program KSM yang orientasinya adalah mahasiswa mengadakan program pengabdian yang berkelanjutan. Opening ceremony tersebut dihadiri […]
Penulis: Awaluddin
Ada hal substansi yang selalu ditekankan oleh Coach Adji. Beliau selalu mengajak siswa untuk bergembira dalam permainan dan menganggap ini sebagai sebuah proses dan menikmatinya.
Saat banyak anak muda di usia mereka menghabiskan waktunya dengan main gadget, para santri di SMP Modern Al Rifaie memilih untuk menghafal Qur’an.
SMP Modern Al Rifa’ie tampaknya serius dalam menyiapkan generasi terampil.
Sebagai sekolah yang mengusung satu santri satu prestasi, kegiatan ini juga dijadikan acuan untuk melihat bakat para santri. Para pemenang akan dipersiapkan untuk mengikuti lomba-lomba di tingkat yang lebih tinggi.
Prodi ini kelihatan siap dalam menyambut Tahun ajaran baru nanti. Sebagaimana slogannya. Mumtaz, mumtaz, mumtaz!
Pagi Minggu di Ijen
Sepanjang jalan berbagai kegiatan dapat kita saksikan. Para penjual yang saling menyahut memamerkan jualannya agar di beli, kelompok senam yang sangat banyak peminat, kampanye dari bermacam LSM. Karena ini Kota Pendidikan, kita saksikan juga mahasiswa yang sedang menjalan program kerjanya. Entahlah, semoga mereka menikmatinya.
Saat Ibadah itu di lakukan, Uwais al Qarni dengan tetap menggendong ibunya wukuf di Arafah dan Tawaf di Kakbah. Di depan Kakbah air mata sang Ibu itu tumpah-ruwah. Uwais pun berdoa, “Ya Allah, ampuni semua dosa ibu.”
Malam itu Riyanto tak sedang membela kristen, Tapi, se akan akan dia berteriak menunjukkan bahwa inilah ajaran Islam sesungguhnya. Malam itu, ia tak sedang menyelamatkan Gereja. Melainkan menjaga negeri tercinta yaitu Indonesia. Inilah sekelumit kisah Riyanto. Semoga beliau ditempatkan di Makam yang mulia.
Hijrah meminta kita untuk melakukan sesuatu. Sesuatu yang olehnya kita akan memutuskan sesuatu dan berpindah dengan meninggalkan sesuatu. Selanjutnya kita akan menggunakan perspektif Tafsir. Ada tiga pengertian dari tafsir yang bagi penulis cocok dalam konteks ini.