Pagi Minggu di Ijen
Share on facebook
Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

Malang itu dingin. Siang sekalipun, kita masih dapat merasakannya. Karenanya tidak perlu ada perdebatan sedingin apa Bumi Arema ini saat pagi hari. Setiap Hari Minggu, ada banyak orang yang sudah melipat selimutnya sebelum matahari terbit, mereka bergegas dengan berbagai cara menuju Kawasan Ijen. Kota mandiri masa Hindia Belanda di Kota Malang ini akan selalu ramai pengujung setiap Minggu untuk menikmati Car Free Day.

Minggu itu, Saya berjalan dari Dinoyo. Beberapa gerobak ternyata sudah mulai berjalan, mulai dari Bapak penjual roti goreng, Ibu dengan pakaian gamis sedang memotong membersihkan kaca gerobak soto ayamnya, sesekali driver ojek online tampak lewat, beberapa lainnya juga sedang asik menunggu penumpang.

Kota Pendidikan ini kelihatan cantik pagi itu. Ditambah matahari terbit dengan warna kemerahan terlihat malu-malu muncul saat dipandang dari jembatan Suhat. Kawasan Ijen mulai ramai pengunjung, ada banyak hal yang dapat kita nikmati di Car Free Day ini. Bapak dengan keluarga lengkap yang sesekali selfie, sepasang suami istri, anak dan ayah, mahasiswa dengan teman-temannya, hingga mereka yang nyaman dengan kesendirian juga menikmati CFD ini dengan datang sendiri.

Sepanjang jalan berbagai kegiatan dapat kita saksikan. Para penjual yang saling menyahut memamerkan jualannya agar di beli, kelompok senam yang sangat banyak peminat, kampanye dari bermacam LSM. Karena ini Kota Pendidikan, kita saksikan juga mahasiswa yang sedang menjalan program kerjanya. Entahlah, semoga mereka menikmatinya.

Jika berada di tengah kerumunan tersebut, semacam ada positive vibes yang terpancar kepada kita. Beberapa seniman juga terdengar syahdu memainkan melodi musiknya.

Inilah ruang terbuka yang harus selalu di rawat. Meski kita tahu tidak semua yang datang untuk olahraga (beberapa untuk sekedar bahan sosial media), tapi kita sepakat bahwa pertemuan semacam ini masih menandakan bahwa Indonesia kita masih punya masa depan.

Lebih jauh dari itu, pemerintah sesungguhnya perlu mengoptimalkan peluang dengan memasifkan event, kampanye lingkungan hidup, dan mengajak masyarakat berpartisipasi terhadap pembangunan bangsa lewat berbagai peran. Mungkin beberapa akan menganggap remeh, tapi percayalah sesuatu yang kerjanya melibatkan masyarakat langsung dan lewat semangat gotong royong, kita akan semakin dekat harapan serta mengerjakannya lebih ringan.

Senang sekali melihat ekonomi masyarakat bergerak, keringat pengunjung keluar, juga sangat senang saat aparatur negara terlihat humanis pada kegiatan ini.

Awaluddin

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tentang Kami

Sibiren.com lahir dari jalanan, rahim kandung peradaban, tanpa beraffiliasi ke organisasi manapun, Kami berkomitmen menjaga independensi dalam setiap gerakan.

Merawat budaya, Menghidupkan tradisi ilmiah dan Mengutamakan kemanusiaan adalah kunci utama dalam membangun jembatan menuju Peradaban Indonesia yang Futurusitik. Inilah jalan kami ikhtiarkan.  Inilah jembatan kecil yang kami sebut Care For Humanity, Hone Intellectuality, Strengthen Spirituality

Sibiren.com dengan semangat ingin menyuguhkan ide yang beragam dalam Indonesia kita. Solidaritas, Intelektualitas dan Spiritualitas adalah 3 hal utama yang menjadi fokus kita untuk di perkuat di Bumi Nusantara sebagai Ikhtiar menuju Bangsa yang memiliki Peradaban Maju.