Terdapat salah satu mahasiswi semester akhir di sebuah kampus swasta kota Malang, sebut saja namanya A (21). Suatu hari si A baru pertama kali bimbingan skripsi dan belum pernah bertemu sama dosen pembimbingnya sebelumnya. Kebetulan fakultas memberi dosen pembimbing yang agak sibuk dan mempunyai banyak tanggung jawab di kampus, selain jadi dosen beliau juga pegawai rektorat, jadi ketika si A hendak bimbingan skripsi, agak lumayan sulit untuk menentukan waktunya.
Pada suatu pagi, si A menghubungi dosen pembimbingnya melalui nomor WhatsApp untuk melakukan bimbingan skripsinya. Ketika ditanya waktunya kapan, dosen pembimbing jawab ‘sekarang’. Akhirnya si A bergegas menuju kampus untuk bertemu beliau, karena katanya sudah ditunggu di ruang dosen. Ketika sudah berada di kampus dan mencari dosen pembimbingnya di ruang dosen, ternyata dosen pembimbingnya sedang menemui tamu dari luar. Kemudian si A menunggu dengan sabar di depan ruangan tersebut.
Setelah menunggu lama tak kunjung kelar, si A bosan, dia kemudian menuju perpustakaan untuk berbincang-bincang dengan temannya sembari menunggu urusan dosen pembimbingnya selesai dan bisa ditemui.
Selang beberapa waktu, si A ditelepon oleh dosen pembimbingnya, katanya silakan menuju ruang dosen. Ketika sampai di ruang dosen, ternyata masih juga menemui tamu. Akhirnya duduk lagi di depan ruang dosen untuk menunggunya. 10 menit kemudian dosen pembimbingnya telepon dan berkata bahwa silakan untuk menemuinya di sebuah ruangan yang ada di gedung rektorat lantai 5.
Setelah menerima telepon, si A menuju gedung rektorat lantai 5. Pas sampai di sana dan ditunggu di depan ruangan yang telah disebutkan, dosen tersebut mengirim pesan bahwa beliau sedang di ruang dosen yang tadi. Lalu turun dan kembali ke ruang dosen.
Baca juga: Dear Mahasiswa, Tak selamanya Aktivis itu Aktivis
Sesudah di ruang dosen, tiba-tiba si A ditelepon lagi sama dosen pembimbingnya, bertanya “Mbak samean di mana?” katanya. “Saya di ruang dosen, Pak” jawab si A. Lalu dosen bilang lagi “Ya sudah silakan kembali ke ruangan yang ada di gedung rektorat lantai 5”.
Sungguh dramatis bukan? Ini baru satu kisah dari sekian banyak cerita lika liku bimbingan skripsi. Untuk kalian yang sedang menempuh semester akhir ‘semangat ya, banyak tantangan di depan yang harus kalian hadapi. Setiap mahasiswa punya tantangan tersendiri dalam penyusunan skripsi. Kalian harus benar-benar mempunyai mental yang kuat dan tahan banting’.
Akhir dari cerita di atas, dosen pembimbingnya tanya-tanya tentang identitas mahasiswi tersebut, ada pernyataan beliau yang lucu. “Mbak habis ini saya umroh, kalo mau bimbingan bisa lewat online, silakan tulis nomor mbak di sini” katanya sambil menyerahkan hp-nya. Lalu dijawab lah dengan si A “Lo kan tadi saya sudah kirim pesan ke bapak, bapak juga tadi telepon ke nomor saya. Itu nomor saya, Pak”.
Begitulah endingnya, semoga kalian dihindarkan dari dosen-dosen yang freak kawan! Semangat terus!