Kelompok 1 sampai dengan 4 yang sedang bertugas melaksanakan KSM (Kandidat Sarjana Mengabdi) Tematik Universitas Islam Malang di Desa Sukoanyar, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang merancang program kerja “Pendampingan UMKM (Usaha Mikro, Kecil, Menengah)” untuk membantu usaha warga agar bisa mengembangkan produksi dan kuantitas permintaan hasil karyanya.
Kegiatan pendampingan dilakukan mulai tanggal 17 Februari 2024 sampai dengan menjelang ramadhan nanti sesuai dengan kebutuhan. Ada beberapa UMKM yang didampingi, mulai dari pengrajin kepala banteng, pembuat sandal dan sepatu kulit, batik lukis dan batik tulis, ornamen, hingga perakit miniatur pesawat.
Baca juga: Seminggu di Sukoanyar, KSM-T Unisma Masifkan Silaturrahim
Yusril, koordinator kegiatan pendampingan mengatakan bahwa Sukoanyar sebenarnya memiliki potensi besar dalam industri kreatif UMKM, sayangnya banyak dari mereka yang sudah tua dan berusia 40 tahun ke atas, sehingga mereka hanya bisa fokus memproduksi barang dan telat dalam memanfaatkan teknologi. Kebanyakan dari mereka hanya mengandalkan WORD OF MOUTH (dari mulut ke mulut) dalam memasarkan barang. Padahal dunia harus tahu bahwa di sini ada produsen-produsen produk berkualitas.
“Disini peran kami untuk mengajarkan digitalisasi marketing & branding kepada orang-orang yang memiliki potensi untuk mensejahterakan warga pelaku UMKM di Desa Sukoanyar dengan harapan mereka mau membuat wadah untuk membimbing wirausahawan baru dalam wadah inkubasi bisnis UMKM” tambahnya.
Jadi, tujuan dari pendampingan ini ialah untuk digitalisasi dan branding kepada para pelaku UMKM agar hasil kerajinannya bisa bersaing di dunia luar. “Pembuatan marketplace, tiktok shop, akun shopee, pembukuan atas hasil jualannya, dan turut mempromosikan produknya di sosial media adalah fokus utama kita.” Kata Aydhin, selaku anggota tim pendampingan.
Baca juga: Ragam Peluang Pendanaan Pengusaha UMKM
Bu Sum, pengrajin batik tulis juga mengungkapkan rasa senangnya ketika ada program seperti ini “Iya mas dan mbak mahasiswa, tolong kami dibantu dalam mengembangkan usaha ini di dunia digital. Kami ini sudah tua, jadi tidak paham soal begituan kalo tidak diajari oleh orang yang lebih muda”. Bahkan Bu Sum meminta mahasiswa Unisma untuk sekalian mengadakan pelatihan digital marketing untuk para pemuda pelaku UMKM di Desa Sukoanyar ini.
Penulis: Yasmine Salsyabil Farahiyah