SEKILAS MENGENAL SOSOK SOCRATES
Share on facebook
Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp
(Sumber: Dokumen pribadi)

Penulis: Dzulfiqar Fauzan Nafis

Socrates hidup pada kisaran tahun 469-399 SM di Athena Yunani. Seorang filsuf fenomenal yang tidak meninggalkan tulisan apa pun dan sedikit pun, selain kemampuan oralnya. Semua pemikiran Socrates ditulis muridnya bernama Plato dan Xenophon (430-357 SM). Karena itu tidak heran jika berbagai tulisan Plato lebih banyak mengulas tentang Socrates dibandingkan dengan pemikiran Plato sendiri.

Socrates diketahui lahir dari seorang ibu bernama Phainarete. Seorang bidan kenamaan Yunani. Karena itu, filsafat Socrates kuat dipengaruhi teori-teori kebidanan. Ayahnya bernama Sophronikos, dikenal ahli dalam memahat patung terbuat dari batu. Sophronikos dikenal sebagai arsitektur dunia seni karena kepandaiannya membuat patung-patung indah yang memiliki nilai seni tinggi dan harga yang juga cukup mahal.

Wajah Socrates tidaklah tampan. Penampilan bersahaja dengan pakaian yang juga sederhana sehingga tidak memberi daya tarik kepada perempuan. Sampai ia dipenjara, dalam beberapa tulisan, tidak diketahui jika ia memiliki seorang istri sekalipun. Cerita romantik juga tidak pernah terkisahkan dalam cerita Socrates ini.

Socrates adalah sosok yang dikagumi anak-anak muda di masanya. Ia juga dikenal unik. Ia selalu berjalan kesana kemari tanpa alas kaki dan tidak mengenal lelah. Dalam berbagai perjalanan yang dia lakukan, terus-menerus melakukan diskusi dengan siapapun yang ditemuinya tanpa kecuali.

Kepribadian Socrates yang demikian karena didorong motif religius yang membenarkan anggapan kebanyakan orang di masanya bahwa “Tidak ada orang yang lebih bijak melebihi sikap bijak Socrates”.

Socrates, sayangnya tidak mau disebut sebagai pebijak. Ia tidak Gede rasa bahkan dalam beberapa kasus ia merasa terganggu dengan penyebutannya yang demikian. Ia terkesan malu untuk disebut sebagai sosok bijak mengalahkan pebijak lainnya yang telah lama dianggap bijak. Karena itu, ia berjalan tanpa henti mencari jawaban bahwa anggapan kebanyakan orang itu salah dan keliru. Karena Socrates merasa dirinya tidak bijak, ia mengelilingi berbagai daerah hanya karena ingin membuktikan kekeliruan anggapan itu dengan mendatangi setiap orang yang dianggap bijak oleh masyarakat untuk mengatakan dirinya tidak bijak.

Dalam perjalanannya itu Socrates sedang mengejar definisi absolut tentang satu kebenaran kepada setiap orang yang dianggap masyarakatnya bijak. Dalam terminologi ini, Socrates menolak anggapan filsuf sebelumnya yang menyatakan semua kebenaran itu sesuatu yang relatif. Menurutnya, fakta selalu menunjukkan bahwa ada kebenaran umum yang bersifat mutlak, meski ia juga mengakui ada kebenaran khusus yang sifatnya relatif.

Kebenaran umum dari teori Socrates tadi, dalam kajian lebih lanjut sering diterjemahkan oleh dirinya dengan definisi. Jadi, tidak semua kebenaran harus dipandang relatif karena tersedia suatu ruang yang bersifat mutlak yang dalam bahasa Socrates disebut dengan definisi. Definisi dalam terminologi Socrates, tentu bukan hanya merupakan arti akan makna sebuah kata, frasa atau kalimat. Definisi tidak hanya diartikan sebagai keterangan, atau ciri utama dari orang, benda, proses atau aktivitas, melainkan segala sesuatu yang bersifat abstrak dan berlaku general.

Hasil kajian atau penyelidikan Socrates dengan para pebijak itu menghasilkan suatu kesimpulan yang justru tidak diharapkannya. Setelah melakukan riset terhadap para pebijak itu, justru malah memperkuat anggapan orang-orang yang menyatakan dirinya memang bijak, meski Socrates keberatan dengan penyebutan kalimat yang dimaksud.

Perkembangan berikut dari pemikiran Socrates ini telah melahirkan sejumlah ketersinggungan dari pebijak Yunani lainnya kepada Socrates. Terlebih ketika pikiran Socrates ini sangat berpengaruh terhadap kaum muda di Athena. Buah pemikiran Socrates dengan demikian dianggap para pebijak terkemuka di Yunani membuat hilangnya kewibawaan mereka di hadapan masyarakat termasuk kaum pemuda. Ketersinggungan para pebijak semacam ini, telah mendorong terjadinya “gerakan masif anti-Socrates” yang mengakibatkan dirinya diseret ke dalam sebuah pengadilan yang tak seimbang di Athena.

Akhirnya, Socrates yang dikenal bijak dan memiliki tutur kata yang baik dan digemari anak-anak remaja ini dihukum mati setelah 280 dari 500 anggota parlemen Athena memutuskan inkusi kematian dirinya. Mereka yang telah menyeret Socrates ke dalam pengadilan ini menuntut qadhi Athena yang negaranya sedang bertempur hebat dengan Sparta itu, untuk menghukum mati Socrates dengan dua tuduhan, yakni :

  1. Merusak pikiran masyarakat karena Socrates menyuarakan Keesaan Tuhan dengan menolak penyembahan terhadap banyak Tuhan yang dikreasi untuk menyembunyikan kepentingan personal duniawi.
  2. Politik para pebijak yang dibungkus atas nama agama dan Tuhan.
Sebuah lukisan yang mengilustrasikan hukuman mati untuk Socrates dengan meminum racun.

Pembelaan Socrates di depan pengadilan ditulis oleh Plato dalam naskah yang diberi judul “apology”. Dalam pembelaannya ia menjelaskan tentang kematian:

“Kematian bukanlah akhir dari segalanya, namun kematian merupakan terpisahnya jasad dari ruh untuk melanjutkan ke dunia selanjutnya”

Dalam catatan Plato, saat Socrates berada dalam penjara, beberapa saat sebelum ia dieksekusi mati. Secara sembunyi-sembunyi, murid-muridnya termasuk Plato di dalamnya datang menemui gurunya untuk kabur bersama. Tanpa diduga para muridnya, ajakan itu ditolak Socrates dengan mengatakan :

“Biarlah aku dipenjara, tokoh yang dipenjara hanya bersifat fisik. Keterpenjaraan fisik tidak otomatis dapat memenjarakan akal pikiranku. Dengan pikiran, kata Socrates, seseorang dapat menjadikan dunia ini berbunga-bunga atau berduri-duri, di mana pun dia tinggal dan menghirup udara. Aku masih dapat melakukan kegiatan melalui akal pikiranku yang tidak mungkin dibatasi ruang jeruji ini”.

Karena Socrates menolak ajakan murid-muridnya kabur dari penjara, besoknya ia diracun dan kemudian mati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tentang Kami

Sibiren.com lahir dari jalanan, rahim kandung peradaban, tanpa beraffiliasi ke organisasi manapun, Kami berkomitmen menjaga independensi dalam setiap gerakan.

Merawat budaya, Menghidupkan tradisi ilmiah dan Mengutamakan kemanusiaan adalah kunci utama dalam membangun jembatan menuju Peradaban Indonesia yang Futurusitik. Inilah jalan kami ikhtiarkan.  Inilah jembatan kecil yang kami sebut Care For Humanity, Hone Intellectuality, Strengthen Spirituality

Sibiren.com dengan semangat ingin menyuguhkan ide yang beragam dalam Indonesia kita. Solidaritas, Intelektualitas dan Spiritualitas adalah 3 hal utama yang menjadi fokus kita untuk di perkuat di Bumi Nusantara sebagai Ikhtiar menuju Bangsa yang memiliki Peradaban Maju.