Kuliah Gak Penting? Lihat Penjelasannya
Share on facebook
Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp
advokad.com

Kuliah gak Penting? – Oleh Rifqi Amiruddin

Memasuki dunia perkuliahan merupakan suatu anugerah yang besar bagi setiap orang. Hal ini karena tidak semua orang bisa mengenyam pendidikan hingga jenjang peguruan tinggi terutama di kampus favorit. Selain karena harus memiliki potensi akademik yang mumpuni, kuliah di perguruan tinggi haruslah memiliki biaya yang cukup besar.

Tidak tanggung-tanggung, banyak orang yang rela mengorbankan uang puluhan hingga ratusan juta untuk bisa kuliah di kampus pilihan. Meskipun telah banyak beasiswa yang di gencarkan oleh pemerintah dan pihak swasta, tidak semua lapisan mahasiswa bisa mendapatkan itu semua. Lebih mirisnya lagi banyak dari beasiswa tersebut yang salah sasaran.

Selain biaya yang besar, prospek kuliah yang tidak menjamin pekerjaan  serta serangan para buzzer pada saat setelah lulus juga turut menjadi dilema tersendiri bagi calon mahasiswa. Sehingga banyak remaja yang putus kuliah atau enggan untuk melanjutkan jenjang pendidikan yang lebih tingi setelah SMA.

Melihat hal tersebut, pertanyaan yang mungkin muncul di benak anda adalah seberapa pentingkah kuliah? Jika kuliah penting mengapa banyak sarjana yang nganggur? Bahkan mungkin kalian berfikir tentang apa fungsi semua mata pelajaran yang telah dipelajari dari SD hingga SMA?

Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut perlulah analisis secara mendalam dan tulisan ini mungkin tidak akan cukup untuk menjawab semuanya. Namun yang pasti alangkah memprihatinkannya sebuah negara jika rakyatnya hanya berfikir di seputar piringan nasi.

Pada dasarnya kuliah bukan hanya bicara soal setelah lulus mau jadi apa. Tetapi seharusnya orang-orang juga harus memiliki pemikiran bahwa setelah lulus kuliah mau apa. Tidak hanya itu, kuliah merupakan sebuah wadah untuk kita mengembangkan diri mulai dari siapa saja yang kita temui di perkuliahan, bagaimana kita menyelesaikan sebuah permasalahan, serta bagaimana cara kita memanusiakan manusia lain dengan latar belakang yang berbeda beda.

Jika kita berkaca pada sejarah salah satu orang yang sangat berjasa atas pendidikan di Indonesia adalah ki hajar dewantara. Beliau merupakan salah satu orang bumi putera yang bisa mengenyam pendidikan di sekolah kedokteran milik belanda. Menurut ki hajar dewantara hakikat pendidikan yang sesungguhnya adalah memerdekakan manusia untuk mencapai kehidupan yang selamat serta bahagia.

Ki hajar dewantara memiliki pemikiran bahwa pendidikan memiliki beberapa peran penting yaitu memajukan dan menjaga diri, memelihara dan menjaga bangsa, serta memelihara dan menjaga dunia. Jika kita memiliki pengetahuan yang cukup dan bisa mengembangkan diri maka secara tidak langsung orang-orang disekitar kita juga ikut merasakannya.

Selain itu, pendidikan merupakan sebuah sarana untuk mendapatkan sebuah ilmu untuk membantu kita dalam memahami sesuatu. Hal ini selaras dengan pemikiran salah satu ulama  ACH Dhofier Zuhry yang beliau kutip dari salah satu syair nadhom imriti yaitu wan nahwu awla awwalan an yu’lama # idzil kalamu dunahu lan yufhama yang memiliki arti tata Bahasa lebih utama untuk dipelajari, karena sebuah teks tidak akan dapat dipahami tanpa itu. Agama adalah teks, negara adalah teks, masyarakat adalah teks. Jadi, dalam melakukan suatu pekerjaan kita haruslah memahami “tata Bahasa” yang ada. Sehingga apa yang kita lakukan memiliki faedah dan dapat terarah.

Disamping hal tersebut, ki hajar dewantara juga memiliki tiga prinsip yang harus dimiliki dalam setiap pendidikan. Ketiga hal tersebut adalah continuitas, konvergen dan konsentris. Maksud dari kontinuitas adalah apa yang kita lakukan hari ini merupakan representasi dari masa lalu dan akan berdampak pada masa depan kita.

Selain itu beliau juga memiliki pemikiran bahwa pendidikan haruslah memiliki sifat konvergen yang mana kita harus mengambil ilmu dari mana saja. Namun hal tersebut tidak boleh keluar dari sifat pendidikan yang ketiga yaitu konsentris yang memiliki pengertian bahwa kita boleh mencari ilmu darimana saja tapi tidak boleh mengabaikan dan melupakan identitas dan konteks yang ada di kehidupan kita. Laksana sebuah cangkir, kita harus tetap berusaha menjaga air yang ada di cangkir tersebut agar tidak tumpah atau tercemar meskipun cangkir tersebut di tuangkan air oleh orang lain.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tentang Kami

Sibiren.com lahir dari jalanan, rahim kandung peradaban, tanpa beraffiliasi ke organisasi manapun, Kami berkomitmen menjaga independensi dalam setiap gerakan.

Merawat budaya, Menghidupkan tradisi ilmiah dan Mengutamakan kemanusiaan adalah kunci utama dalam membangun jembatan menuju Peradaban Indonesia yang Futurusitik. Inilah jalan kami ikhtiarkan.  Inilah jembatan kecil yang kami sebut Care For Humanity, Hone Intellectuality, Strengthen Spirituality

Sibiren.com dengan semangat ingin menyuguhkan ide yang beragam dalam Indonesia kita. Solidaritas, Intelektualitas dan Spiritualitas adalah 3 hal utama yang menjadi fokus kita untuk di perkuat di Bumi Nusantara sebagai Ikhtiar menuju Bangsa yang memiliki Peradaban Maju.