Oleh: Muhammad Rifki Amirudin
Fenomena gerhana merupakan suatu hal yang ramai diperbincangkan pada masa sekarang. Tidak jarang banyak orang yang memanfaatkan momentum ini hanya sekedar berfoto ria untuk diupdate ke medsos. Namun satu hal yang perlu diketahui bahwa adanya fenomena gerhana ini telah menunjukkan bagaimana kebesaran dan kekuasaan Allah, tuhan seluruh alam semesta ini.
Dalam sejarahnya fenomena gerhana juga pernah terjadi di zaman Rasulullah saw. yang mana hal ini bertepatan dengan wafatnya salah satu putra nabi. Hal ini tentu membuat orang awam pada masa itu bergumam dan beranggapan bahwa terjadinya gerhana adalah sebab wafatnya putra nabi.
Keadaan ini tentu tidak dibiarkan oleh Rasulullah begitu saja, setelah menunaikan sholat gerhana Rasulullah langsung berkhutbah seraya bersabda:
إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ آيَتَانِ مِنْ آيَاتِ اللَّهِ ، لاَ يَنْخَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ وَلاَ لِحَيَاتِهِ ، فَإِذَا رَأَيْتُمْ ذَلِكَ فَادْعُوا اللَّهَ وَكَبِّرُوا ، وَصَلُّوا وَتَصَدَّقُوا
Artinya: “Sesungguhnya Matahari dan Bulan adalah dua tanda di antara tanda-tanda kekuasaan Allah. Gerhana ini tidak terjadi karena kematian seseorang atau lahirnya seseorang. Jika melihat hal tersebut maka berdoalah kepada Allah, bertakbirlah, kerjakanlah sholat, dan bersedekahlah,” (HR Bukhari).
Baca Juga: MURNI KARENA PANGGILAN NURANI, KOMUNITAS SIBIREN BANTU KORBAN BANJIR MALANG SELATAN
Dalam salah satu khutbah yang disampaikan oleh KH Marzuqi Mustamar fenomena gerhana merupakan salah satu cara Allah dalam mengingatkan makhluknya bahwa ketika kita bersinar (sukses) janganlah bersikap sombong.
Fenomena gerhana ini mengisyaratkan bahwa matahari atau rembulan yang sudah lama bersinar saja bisa dihilangkan sinarnya sekejap oleh Allah Swt. Begitupun dalam hidup, sudah selayaknya kita merendah diri dalam segala hal bahkan disaat kita bersinar (sukses) sekalipun.
Layaknya ilmu padi yang semakin berisi semakin menunduk, sikap manusia yang rendah hati penting untuk terus di pupuk dalam diri. Sudah selayaknya kita harus ingat bahwa itu semua adalah titipan dari Allah Swt. Tidak dapat dipungkiri bahwa bisa saja nikmat yang kita dapat hari ini merupakan ujian dari Allah untuk menguji seberapa besar rasa syukur kita kepada Allah atas nikmat yang kita dapatkan.
Tidak dapat dipungkiri juga bahwa nikmat yang kita dapatkan adalah ujian untuk rasa kepedulian kita kepada orang lain. Maka dari itu, penting bagi kita untuk menggunakan nikmat yang kita dapat sekarang ini untuk memperoleh ridho dari Allah Swt.