Mari kita apresiasi untuk kinerja Kementerian Pertanian Indonesia yang baru saja mendapatkan penghargaan Internasional. Pada tanggal 05 Juli 2022 penghargaan dengan judul “Sistem Pertanian Pangan Tangguh dan Swasembada Beras Tahun 2019-2021 melalui Penerapan Inovasi Teknologi Padi”.
Hal ini merupakan suatu kebanggaan yang patut diapresiasi dan menjadi suatu penyemangat bagi negara ini. Sesuai yang dikatakan oleh bapak wakil presiden kita yang pertama Mohammad Hatta “Indonesia di masa mendatang akan menjadi negeri yang makmur, supaya rakyatnya dapat serta pada kebudayaan dunia dan ikut serta mempertinggi peradaban.
“Indonesia sebagai negeri agraria, tanah faktor produksi yang terutama” di dalam bukunya Noer Fauzi dengan judul: Bersaksi Pembaruan agraria.
Namun pada salah satu penghargaan tersebut, jangan mengesampingkan perihal turunnya subsidi pupuk pada tahun 2022 yang mencapai nilai 13% merupakan suatu dampak yang berpengaruh terhadap petani Indonesia. Dijelaskan di Peraturan Menteri Pertanian No. 41 Tahun 2021 bahwa pupuk bersubsidi diberikan guna meningkatkan produktivitas komoditas pertanian dalam rangka mewujudkan ketahanan pangan nasional. Penurunan jumlah subsidi pupuk yang dirasa merugikan para petani di Indonesia, mendorong kami untuk mendapatkan keterbukaan informasi dan mengantisipasi adanya tindakan yang tidak diinginkan. Sebagaimana wujud implementasi yang tergabung dari 70 instansi seluruh Indonesia menginginkan berpartisipasi dalam pengawasan yang dilakukan oleh Menteri Pertanian sesuai Peraturan Menteri Pertanian No. 41 Tahun 2021 pasal 13 ayat 2.
Saya M Nadhim Ardiansyah, sebagai presidium 1 IBEMPI mendukung adanya program ketahanan pangan yang baik untuk masyarakat Indonesia, tanpa melupakan dampak yang terjadi perihal ekologi yang ada untuk sekarang ini.
Permasalahan iklim tidak bisa dilupakan dan berdampak pada kehidupan. Pembukaan lahan untuk membangun ketahanan pangan nasional dirasa perlu pendampingan dari kalangan akademis. Tanpa mengurangi rasa hormat kami kepada Kementerian Pertanian Indonesia kami ingin memberikan masukan pertanian yang berkelanjutan melalui solusi yaitu tanpa melupakan alam kita yang subur dan asli mungkin segi historis revolusi hijau memberikan stigma yang praktis namun sangat berdampak pada alam khususnya saat ini di mana banyak lahan pertanian yang terkena imbasnya.
Penulis: M. Nadhim Ardiansyah