Duo Jombang untuk Indonesia: Gus Dur dan Cak Nur
Share on facebook
Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp
Gus Dur dan Cak Nur/SantriNews

Meneropong Kedekatan Gusdur dan Caknur

Gus Dur dan Caknur. Bila membicarakan keduanya memang tak ada habisnya. Dua tokoh pembaharu Islam di Indonesia ini merupakan putra dari salah satu daerah di Jawa Timur, yaitu Jombang. Artikel ini akan berupaya mengulas kedekatan dua tokoh nan penuh gagasan ini dan tentunya ini merupakan bagian dari serial wejangan istimewa spesial Haul Cak Nur.

Kedekatan Ayah Cak Nur dengan Kakek Gus Dur yaitu Mbah Hasyim (pendiri NU) itu sudah seperti anak dan bapak, ia dipercaya lantaran prestasi belajar yang luar biasa, bahkan saat menjadi santri di tebu ireng, Mbah Hasyim memberinya nama Muhammad Thahir.

Banyak yang tidak mengetahui bahwa ternyata kedua tokoh ini memiliki hubungan kekeluargaan. Sebelum menikahi Ibu Cak Nur, ayahnya yang bernama K.H Abdul Madjid di jodohkan oleh Mbah Hasyim Asy ‘ari terlebih dahulu dengan cucunya, yang bernama Halimah.

Hingga 12 tahun usia pernikahan, keduanya juga tak di karunia anak. Mbah Hasyim pun menjodohkan K.H Abdul Madjid dengan Fathonah(Ibu Cak Nur), putri Kiai Abdullah Sajad. Dari sini kita bisa melihat hubungan kekeluargaan yang amat dekat di antara keduanya.

Meski sama-sama dari Jombang dan menjadi pemikir hebat, keduanya baru pertama kali ketemu di Mesir saat Cak nur melakukan lawatan di timur tengah. Saat tiba di stasiun Baghdad, ia disambut oleh Gus Dur. Tidak hanya itu, Gus dur pula yang mengatur berbagai kegiatan Cak Nur selama di Irak, mulai dari pertemuan dengan Mahasiswa hingga mengajaknya ziarah ke makam Syekh Abdul Qodir Al Jailani.

Lebih lanjut, kedekatan keduanya pun semakin terasa saat sudah di Indonesia dan memiliki kesamaan mengenai nilai Keislaman, Keindonesiaan, Kemodernan. Gagasan-gagasan keduanya terus diperjuangkan lewat berbagai cara. Gus dur bahkan disebut sebagai salah sati bintang di antara para Bintang yang rutin mengisi kajian di forum KKA (Klub Kajian Agama) yang di gagas oleh Cak Nur.

Gus Dur juga termasuk orang yang mengerti persis mengenai ide Cak Nur yang belum kesampaian, yaitu ingin membangun sebuah masjid yang kelak bagi Cak Nur menjadi pusat peradaban. (nanti kita akan bahas ini secara khusus)

Bahkan saat menjadi presiden, Gus Dur ikut membantu kemudahan dalam pembangunan Yayasan Paramadina. Namun sayang, itu tidak berlanjut dikarenakan Gus Dur di sedang sibuk menyelesaikan persoalan politik yang kala itu melengserkan dirinya.

Itulah sedikit ulasan mengenai kedekatan Duo Jombang, pemikir pembaharu Islam ini. Kita belajar banyak dari keduanya. Salah satunya adalah kedua orang ini kerap menjadi sasaran cacian, hinaan, dst. Akan tetapi itu dilalui dengan sabar dan meneruskan cita cita mulia Islam.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tentang Kami

Sibiren.com lahir dari jalanan, rahim kandung peradaban, tanpa beraffiliasi ke organisasi manapun, Kami berkomitmen menjaga independensi dalam setiap gerakan.

Merawat budaya, Menghidupkan tradisi ilmiah dan Mengutamakan kemanusiaan adalah kunci utama dalam membangun jembatan menuju Peradaban Indonesia yang Futurusitik. Inilah jalan kami ikhtiarkan.  Inilah jembatan kecil yang kami sebut Care For Humanity, Hone Intellectuality, Strengthen Spirituality

Sibiren.com dengan semangat ingin menyuguhkan ide yang beragam dalam Indonesia kita. Solidaritas, Intelektualitas dan Spiritualitas adalah 3 hal utama yang menjadi fokus kita untuk di perkuat di Bumi Nusantara sebagai Ikhtiar menuju Bangsa yang memiliki Peradaban Maju.