Idul Adha; antara pemerintah Saudi atau Indonesia
Share on facebook
Share on twitter
Share on telegram
Share on whatsapp

(Freepik/starline)

Oleh: Moch. Yusuf

Setelah menjalani puasa bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri beberapa waktu yang lalu, umat islam akan menjalani Hari Raya Idul Adha serta berkurban. Sholat Id pada Hari Raya Idul Adha dilaksanakan pada bulan haji, tepatnya bulan Dzulhijjah (karena bulan haji mencakup syawwal, dzulkaidah, dzulhijjah). Namun perlu di ketahui bahwasanya meskipun sholat Idul Adha waktunya itu di hari-hari dilaksanakannya haji, tetapi sholat Idul Adha itu sendiri bukan bagian dari rangkaian ibadah haji. Dengan kata lain, bukan termasuk rukun dan wajib haji. Sehingga pelaksanaannya pun berbeda antara satu negara dengan negara lain. Berbeda dengan wukuf, waktu nya tepat di tanggal 9 dzulhijjah dan tempatnya hanya di mekkah.

Untuk menentukan tanggal 10 Dzulhijjah harus ditetapkan tanggal 1 Dzulhijjah nya terlebih dahulu dengan cara yang sudah kita kenal selama ini yaitu Ru’yatul Hilal atau sistem perhitungan (hishab). Di indonesia yang biasanya NU dan Muhammadiyyah berbeda dalam hal hisab dan ru’yah, yang itu bisa menyebabkan keputusan dilaksanakannya sholat id berbeda. Akan tetapi, kedua ormas terbesar di indonesia itu sepakat bahwa Idul Adha itu sifatnya lokal atau sesuai keputusan daerah masing-masing. Maksudnya adalah kita tidak harus mengikuti keputusan pemerintah Saudi Arabia. Kendatipun demikian, sekarang Muhammadiyyah telah memutuskan Hari Raya Idul Adha itu tanggal 9 Juli, bukan berarti mereka ikut keputusan pemerintah Saudi Arabia, melainkan mereka sudah menetapkannya sendiri dengan cara perhitungan.

Mereka yang menyatakan bahwa Idul Adha itu harus ikut pada keputusan pemerintah Saudi Arabia, karena menurut mereka untuk mengetahui tanggal 10 Dzulhijjah harus mengetahui tanggal 9 Dzulhijjah terlebih dahulu. Nah, berhubung tanggal 9 itu hari Arofah maka mereka mengikuti keputusan pemerintah Saudi Arabia akan hari Arofahnya. Alasan mereka cukup sederhana, satu hari setelah wukuf di Arofah adalah Idul Adha.

Pemahaman seperti ini kemungkinan berawal dari pandangan bahwa Idul Adha itu sifatnya global dalam arti keputusan yang ditetapkan oleh pemerintah saudi itu berlaku bagi seluruh negara di seluruh dunia dan semua negara harus ikut keputusan yang telah diputuskan oleh pemerintah Saudi Arabia. Namun, bagaiamanakah tanggapan pemerintah atau Ulama Saudi Arabia menyikapi hal ini? apakah mereka membenarkan atau tidak? Ternyata dalam Kitab Majmu’ Fatawa Wa Rasail fadhilah juz 20 hal. 47-48. salah satu karya ulama saudi yakni, syeikh muhammad bin shalih al-Utsaimin. Beliau berfatwa bahwa Idul Adha itu mengikuti keputusan pemerintah setempat bukan pemerintah Saudi Arabia.

Sebenarnya perbedaan dalam menetapkan Idul Adha di Indonesia dengan Saudi Arabia di latar belakangi oleh perbedaan letak geografisnya. Jarak antara Indonesia dengan Saudi Arabia adalah sekitar 8000 km, Indonesia lebih cepat 4 jam ketimbang Saudi Arabia. Sementara hilal/bulan itu bisa terlihat ketika terbenamnya matahari. Nah, semakin ke arah barat dan bertambahnya waktu, maka posisi hilal akan semakin tinggi dan semakin terlihat. Sehingga di Saudi Arabia hilal bisa jadi terlihat mendahului Indonesia.

Lantas, bagaimana kita menyikapi hal tersebut? Apakah kita ikut pemerintah Saudi atau Indonesia? Jawabannya adalah kembali kepada diri kita masing- masing. Kita hadapi dengan kepala dingin. Kalaupun nantinya masih ada yang mengikuti pemerintah Saudi Arabia kita tetap saling menghargai satu sama lain tidak perlu mencaci maki atau menyalahkan orang lain karena bersikeras mempertahankan pendapatnya. Yang terpenting bagi kita sekarang adalah setelah Sholat Id kita bisa nyate bareng, hehe.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Tentang Kami

Sibiren.com lahir dari jalanan, rahim kandung peradaban, tanpa beraffiliasi ke organisasi manapun, Kami berkomitmen menjaga independensi dalam setiap gerakan.

Merawat budaya, Menghidupkan tradisi ilmiah dan Mengutamakan kemanusiaan adalah kunci utama dalam membangun jembatan menuju Peradaban Indonesia yang Futurusitik. Inilah jalan kami ikhtiarkan.  Inilah jembatan kecil yang kami sebut Care For Humanity, Hone Intellectuality, Strengthen Spirituality

Sibiren.com dengan semangat ingin menyuguhkan ide yang beragam dalam Indonesia kita. Solidaritas, Intelektualitas dan Spiritualitas adalah 3 hal utama yang menjadi fokus kita untuk di perkuat di Bumi Nusantara sebagai Ikhtiar menuju Bangsa yang memiliki Peradaban Maju.